IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita
Sabtu, 03 April 2010
——————————————
“NYAI ONTOSOROH”
DI TROPEN THEATER, AMSTERDAM
Masih kira-kira sebulan lagi.
Tetapi, kalau hendak dapat tempat yang ‘enak’ pada pementasan drama “They Call Me Nyai Ontosoroh”, cepat-cepatlah pesan tempat di Tropen Theatar Amsterdam! Acara tsb dipentaskan dua kali di Amsterdam. Drama di-adaptasi oleh Faiza Mardzoeki dari novel Pramoedya Ananta Toer, “BUMI MANUSIA” .
Pementasan pertama, hari Kemis, 20 Mei yad ini (mulai jam 20.30). Berikutnya , pada 21 Mei (mulai jam 20.30). Lokasi: Tropen Theater, Kleine Zaal. Ticket – Euro 17. Isi drama oleh Tropen Theater Amsterdam dijelaskan sbb: “Van Onrechtvaardigheid naar onafhankelijkheid” — “Dari Ketidak-adilan menuju ke Kemerdekaan.”
Yang menarik ialah, bahasa yang digunakan pada pementasan drama ini adalah bahasa INDONESIA. Dengan teks Inggris.
Bolehlah dibilang menarik, arena pementasan dilakukan di Belanda. Lagipula diperhitungkan hadirin akan banyak dari orang-orang Belanda dan orang-orang Indonesia yang sudah lama bermukim di Holland. Seperti kami-kami ini. Penonton pasti ingin dengar bagaimana anak panggung yang ‘bule’, berbahasa Indonesia.
Drama “They Call Me Nyai Ontosoroh”, mengisahkan kehidupan Nyai Ontosoroh; putrinya Annelies (Indo), dan Minke, menantunya yang ‘pribumi’ itu. Suatu kehidupan yang tragis. Karena di Hindia Belanda dulu, status sosial seseorang ditentukan oleh seberapa persen darah Eropah yang mengalir di tubuhnya. Empat orang artis mementaskan betapa tidak adilnya sistim kolonial yang merupakan dasar-mula perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan.
* * *
“They Call Me Nyai Ontosoroh” adalah versi pendek drama “Nyai Ontosoroh” yang di adaptasi oleh Faiza Mardzoeki dari novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer. Drama aslinya berjudul : “Nyai Ontosoroh”. Suatu produksi yang makan waktu tiga jam pementasan. Mulai dipentaskan pada tahun 2007. Sutradaranya berbeda-beda. Dimainkan di sembilan kota di Indonesia. Pengunjungnya ribuan. Perhatian publik ternyata cukup besar. Hal itu dapat dilihat dari publisitas luas serta tanggapan kritis oleh media nasional maupun daerah.
Versi baru yang lebih pendek, “TheyCall Me Nyai Ontosoroh”, dipentaskan oleh Tropen Theater Amsterdam. Rencananya akan dipertunjukkan di Nederland dan Belgia dalam tahun 2010 ini. Produser: Faiza Mardzoeki. Sutradara: Wawan Sofwan. Cerita menegangkan ini dipenuhi oleh kisah perjalanan hidup s e l i r (Nyai) Ontosoroh, dipersembahkan di panggung drama dengan menggunakan teknik flashback.
Juga digunakan seni video oleh Ariani Darmawan dan Yudith, dua orang artis film dan video yang terkenal. Musik dipimpin oleh Riki Setiakawa. Panggung di-design oleh Deden Bulqini. Deden adalah seorang penata panggung yang berhasil: Pakaian dan rias dikordinasi oleh Irina Dayasih.
Tampil di panggung memainkan peranan Nyai Otosoroh, adalah Sita Nursanti ; Agni Melati sebagai Annelies; Willem Bevers sebagai Meneer Herman Melemma, sedangkan Bagus Setiawan sebagai Minke.
Rencana pementasan lainnya:
Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, 7 Mei 2010, jam 20.00
Erasmus Huis-Jakarta, 11 Mei, jam 20,00
* * *
Tong Tong Festival, Den Haag, 23-24 Mei, mulai jam 20.00
Antwerpen, Belgia, 26 Mei, jam 20.00
* * *