Seni dan sastra sudah lama berperan dalam upaya pedagogial yang menyenangkan dan populer, termasuk untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Melalui seni dan sastra ini kita bisa bicara banyak seperti masalah pendidikan, keadaan masyarakat dan masalah lingkungan.
Dalam rangka melihat kemungkinan tersebut, Institut Ungu menginisiatifi sebuah kegiantan bertajuk Ibsen Goes To School: “Bicara Sastra dan Lingkungan di Sekolah dan Universitas”
Kegiatan ini bekerja sama dengan AMAN (Aliansi Mayarakat Adat) dan Komunitas Teater Palangkaraya didukung oleh Kedutaan Norwegia di Jakarta.
Ada apa dengan Sastra dan Lingkungan?
Dalam beberapa dekade belakangan ini masalah lingkungan telah menjadi perhatian serius umat manusia di seluruh dunia. Terutama tentang pencemaran laut, udara, pembabatan hutan yang masif hingga masalah pemanasan global. Berbagai dikusi, seminar dan tulisan mengenai persoalan lingkungan tersebut telah bertebaran hingga kini.
Lalu apa kaitannya dengan sastra? Para penulis telah lama menyimpan perhatian terhadap maasalah-masalah lingkungan sejak lama. Sebagai contoh misalnya penulis abad romantik di Eropa (abad ke 16) menuliskan keindahan-keindahan alamnya.
Lalu, bagaimana dengan perkembangan jaman, di mana alam juga telah menghadapi berbagai perubahan dan kerusakan? Apakah para penulis tersebut juga merespon ke dalam karya-karyanya?
Ibsen goes To School akan mengajak pelajar dan mahasiswa bicara soal sastra yang mengusung tema persoalan lingkungan dengan mengambil contoh karya sastra Ibsen misalnya ‘Enemy of The People”. Selain itu akan mengambil contoh pula karya sastra klasik penulis Indonesia misalnya karya Muhamad Yamin. Pembahasan karya sastra ini adalah sebagai pintu masuk bagaimana seni sastra juga bisa membahas persoalan lingkungan dan alam atau bagaimana penulis merespon alam dan lingkungan dalam karya-karyanya.